Jumat, 22 Februari 2013

Legenda Tanah Lot


Legenda tanah lot
Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa. Ia adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Ia menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura disana.
 Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben menjadi pengikut Danghyang Nirartha.
           Sampai pada suatu saat, Dang Hyang Nirartha tiba di salah satu pantai dengan pulau kecil ditengah lautnya dengan tanah parangan dan bebatuan keras di bawahnya. di tempat itulah sang pendeta beristirahat dan tak lama kemudian datang para nelayan membawa sesembahan untuknya. kemudian di tempat itu Danghyang Nirartha menyampaikan ajaran agamanya dan menyarankan masyarakat sekitar tuk membangun tempat suci di pulau tempatnya menginap. Sepeninggal sang pendeta, masyarakat membangun tempat suci di atas pulau dengan nama Pura Luhur Tanah Lot yang artinya tanah ditengah laut.
Disekitar pura, ada sebuah goa yg merupakan tempat bersarangnya ular laut yg dikenal dengan ular suci. Dikatakan suci karena masyarakat sekitar meyakini bahwa ular ini adalah penjaga dari pura Tanah Lot.